Futuhatul Ilahiyyah fi Naf’i Arwahidz
Dzawatil Insaniyyah
(Gerbang Ketuhanan Dalam Kemanfaatan Arwah
Dzat Insani)
oleh Syekh Islam Abu Zakaria
Al-Anshori As-Syafi’i
di terjemahkan oleh
Muhamad Mukhtar Zaedin
Pusat Konservasi dan Pemanfaatan Naskah Klasik
Cirebon
Dengan Judul
Kitab Unang-undang Para Wali
Pusat Konservasi Naskah dan Pemanfaatan
Cirebon
Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga Allah swt
melimpahkan rahmat dan keselamatan pada Junjungan kita Muhammada, keluarga, dan
sahbat-Nya.
Berkata
Junjungan kita, Gusti Kita, Guru Kita, Gurunya para guru Islam, Raja Para Ulama
dan Cendikia, Pilar para Pentahqiq, Penghias Agama, Abu Yahya Zakaria
Al-Anshori Al-Syafi’i,
semoga Allah swt melindunginya dengan rahmat-NYA, dan menempatkannya dalam
sorga yang luas. Amiiin.
Segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam, kemenangan bagi orang yang takwa, tiada
permusuhan kecuai pada orang-orang dzalim. Sholawat dan salam semoga selalu
pada dilimpahkan pada Gusti para Rusul, keluarga, dan sahabat-Nya semua. Kemudian
setelahnya, kitab ini adalah kita ringkasan dalam ilmu tasawwuf yang ku beri
nama Futuhatul Ilahiyyah fi naf’i arwahidz dzawatil insaniyyah (Gerbang Ketuhanan dalam kemanfaatan arwah
dzat insan), yang memuat 10 (sepuluh) pasal:
1.
Definisi Tasawwuf dan Pokok pembahasannya;
2.
Rukun-rukun Tasawwuf dan Tarek kepada
Allah swt;
3.
Penjelasan tentang Tauhid, Iman, dan
Islam;
4.
Penjelaan tentang Ilmu Laduni, Ilmu Yakin,
meliputi hakikat, hak dan asal usulnya;
5.
Penjelasan tentang Ilham, Wahyu, dan
Firasat;
6.
Penjelasan tentang Muhadloroh, Mukasyafah,
Musyahadah, dan Mu’ayyanah;
7.
Penjelasan
tentang Syari’at, Tarekat, dan Hakikat;
8.
Penjelasan
tentang sebab-sebab Sa’adah (Kebahagiaan) dan Syaqowah (Kecelakaan);
9.
Perasaan Hati;
10. Penjelaan
tentang Pengambilan Sumpah, Memakai Pakaian Sufi, dan Talqin Dzikir.
Pasal
I
Definisi
Tasawwuf dan Pokok Pembahasannya
- Tasaawuf dalam pengeritian ilmu adalah ilmu usul yang mengetahui kebaikan hati dan pancaindera. Tasawwuf dalam pengertian amal adalah memperbaiki apa yang telah disebutkan (hati dan pancaindera). Menurut satu pendepat adalah meninggalkan ikhtiyar. Menurut pandapat lain adalah menjaga pancainderamu dan hatimu. Pendapat yang lain mengatakan tasawwuf adalah bekal perjalanan kepada Sang Maha Raja. Dan pendapat-pendapat yang lain. Satu pendapat lainnya tasawwuf permulaannya adalah ilmu, pertengahannya amal, dan akhirnya pemberian anugerah.
- Pokok pembahasan tasawwuf adalah kebaikan hati dan pancaindera.
Pasal
II
Rukun-rukun
Tasawwuf dan Tarek kepada Allah swt
- Rukun-rukun tasawwuf menurut ahli tasawuf ada 10 (sepuluh):
i.
pemurnian
tauhid, yaitu tidak boleh mencampur dengan bisikan hati yang menyerupakan Allah
swt dan juga tidak anti Tuhan (ateis);
ii.
paham
pendengaran, yakni paham dengan sikapnya bukan hanya dengan ilmunya saja;
iii.
hubungan
baik;
iv.
mendahulukan
yang terpenting, yaitu selalu mendahulukan kepentingan orang lain;
v.
meninggalkan
ikhtyar (pilihan) dan ridlo denan ikhtyar (pilhan) yang di berikan oleh Allah
swt.
vi.
kecepatan
cinta (sur’atu wujdi), yaitu dia
selalu kosong hatinya dengan sesutau yang memudahkan cinta dan tidak penuhnya sirr
dari sesuatu yang mencegah pendengaran bisikan Allah swt;
vii.
kasyaf (terbuka
dan memahami) dari bisikan-bisikan hati, yaitu mampu membahas apa yang
terlintas dalam jiwanya dan mengikuti yang baik yang berhubungan dengan Allah
swt dan meninggalkan sesuatu yang bukan bagiannya;
viii.
banyak
melakukan perjalanan untuk menyaksikan iktibar di cakrawala dan untuk melatih
nafsu;
ix.
meninggalkan
usaha karena menegaskan tawakkal;
x.
mengharamkan
menyimpan dalam sikapnya, bukan dalam kewajiban ilmu. Hal itu jelas. Nanti ada
penjelasannya.
- Tarek kepada Allah swt itu adalah meninggalkan keindahan makhluk, yang terdekat dan yang terang. Kami tidak bermaksud menjelaskan hal itu (keindahan makhluk). Tarek kepada Allah swt itu sangat banyak sekali dan dapat di ringkas dalam tiga bentuk;
i.
Tarek
orang-orang yang punya pekerjaan (usaha dan kesibukan) dengan cara memperbanyak
puasa, sholat, baca al-Qur`an, dan lainnya dari amal-amalan lahir. Mereka adalah
orang-orang pilihan (al-Akhyar).
ii.
Tarek
orang-orang yang bermujahadah dengan cara memperbaiki akhlak, membersihkan
hati, mensucikan jiwa, dan bergegas dalam sesuatu yang berhubungan dengan
meramaikan batin. Mereka adalah orang-orang baik (al-Abror).
iii.
Tarek
orang yang melangkah (al-Sairin) kepada Allah swt. Mereka adalah sekelompok
ahli cinta (ahlul mahabbah).
Tarek ini di bangun atas kematian
dengan mendatangkan Hadis, “matilah kamu semua sebelum kamu semua mati”. Tarek
ini di ringkas dalam sepuluh pokok:
i.
taubat,
yaitu menyesal dan menyatakan mencabut dosa. Berniat untuk tidak akan kembali
lagi dan menyusuli dosa yang mungkin bisa disusuli;
ii.
zuhud
dalam dunia, yaitu keluar dari sebab-sebab dunia, nafsu-nafsu dunia, harta
dunia dan pangkat dunia, karena mengambil dari Hadis, “dunia itu haram bagi
ahli akhirat, akhirat itu haram bagi ahli dunia, dan dunia dan akhirat itu
haram bagi ahli Allah swt ”;
iii.
tawakkal
kepada Allah swt. Berkata para ahli Tasawwuf: “Tawakkal adalah keluar dari
sebab-sebab karena percaya kpada Allah swt”. Dan lebih dekat dari itu perkataan
sebagian ahli Tasawwuf yang lainnya, “Tawakkal adalah tinggal usaha yang tidak
dikehendaki oleh kekuatan manusia.
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar