Rabu, 15 Februari 2012

Gerbang Ketuhanan Dalam Kemanfaatan Arwah Dzat Insani



Futuhatul Ilahiyyah fi Naf’i Arwahidz Dzawatil Insaniyyah 
(Gerbang Ketuhanan Dalam Kemanfaatan Arwah Dzat Insani)

oleh Syekh Islam Abu Zakaria
 Al-Anshori As-Syafi’i

di terjemahkan oleh
Muhamad Mukhtar Zaedin
Pusat Konservasi dan Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon
Dengan Judul
Kitab Unang-undang Para Wali

Pusat Konservasi Naskah dan Pemanfaatan Cirebon

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga Allah swt melimpahkan rahmat dan keselamatan pada Junjungan kita Muhammada, keluarga, dan sahbat-Nya.
Berkata Junjungan kita, Gusti Kita, Guru Kita, Gurunya para guru Islam, Raja Para Ulama dan Cendikia, Pilar para Pentahqiq, Penghias Agama, Abu Yahya Zakaria Al-Anshori Al-Syafi’i, semoga Allah swt melindunginya dengan rahmat-NYA, dan menempatkannya dalam sorga yang luas. Amiiin.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, kemenangan bagi orang yang takwa, tiada permusuhan kecuai pada orang-orang dzalim. Sholawat dan salam semoga selalu pada dilimpahkan pada Gusti para Rusul, keluarga, dan sahabat-Nya semua. Kemudian setelahnya, kitab ini adalah kita ringkasan dalam ilmu tasawwuf yang ku beri nama Futuhatul Ilahiyyah fi naf’i arwahidz dzawatil insaniyyah  (Gerbang Ketuhanan dalam kemanfaatan arwah dzat insan), yang memuat 10 (sepuluh) pasal:
1.    Definisi Tasawwuf dan Pokok pembahasannya;
2.    Rukun-rukun Tasawwuf dan Tarek kepada Allah swt;
3.    Penjelasan tentang Tauhid, Iman, dan Islam;
4.    Penjelaan tentang Ilmu Laduni, Ilmu Yakin, meliputi hakikat, hak dan asal usulnya;
5.    Penjelasan tentang Ilham, Wahyu, dan Firasat;
6.    Penjelasan tentang Muhadloroh, Mukasyafah, Musyahadah, dan Mu’ayyanah;
7.    Penjelasan tentang Syari’at, Tarekat, dan Hakikat;
8.    Penjelasan tentang sebab-sebab Sa’adah (Kebahagiaan) dan Syaqowah (Kecelakaan);
9.    Perasaan Hati;
10.  Penjelaan tentang Pengambilan Sumpah, Memakai Pakaian Sufi, dan Talqin Dzikir.

Pasal I
Definisi Tasawwuf dan Pokok Pembahasannya
  1. Tasaawuf dalam pengeritian ilmu adalah ilmu usul yang mengetahui kebaikan hati dan pancaindera. Tasawwuf dalam pengertian amal adalah memperbaiki apa yang telah disebutkan (hati dan pancaindera). Menurut satu pendepat adalah meninggalkan ikhtiyar. Menurut pandapat lain adalah menjaga pancainderamu dan hatimu. Pendapat yang lain mengatakan tasawwuf adalah bekal perjalanan kepada Sang Maha Raja. Dan pendapat-pendapat yang lain. Satu pendapat lainnya tasawwuf permulaannya adalah ilmu, pertengahannya amal, dan akhirnya pemberian anugerah.
  2. Pokok pembahasan tasawwuf adalah kebaikan hati dan pancaindera.

Pasal II
Rukun-rukun Tasawwuf dan Tarek kepada Allah swt
  1. Rukun-rukun tasawwuf menurut ahli tasawuf ada 10 (sepuluh):
i.            pemurnian tauhid, yaitu tidak boleh mencampur dengan bisikan hati yang menyerupakan Allah swt dan juga tidak anti Tuhan (ateis);
ii.          paham pendengaran, yakni paham dengan sikapnya bukan hanya dengan ilmunya saja;
iii.        hubungan baik;
iv.        mendahulukan yang terpenting, yaitu selalu mendahulukan kepentingan orang lain;
v.          meninggalkan ikhtyar (pilihan) dan ridlo denan ikhtyar (pilhan) yang di berikan oleh Allah swt.
vi.        kecepatan cinta  (sur’atu wujdi), yaitu dia selalu kosong hatinya dengan sesutau yang memudahkan cinta dan tidak penuhnya sirr dari sesuatu yang mencegah pendengaran bisikan Allah swt;
vii.      kasyaf (terbuka dan memahami) dari bisikan-bisikan hati, yaitu mampu membahas apa yang terlintas dalam jiwanya dan mengikuti yang baik yang berhubungan dengan Allah swt dan meninggalkan sesuatu yang bukan bagiannya;
viii.    banyak melakukan perjalanan untuk menyaksikan iktibar di cakrawala dan untuk melatih nafsu;
ix.        meninggalkan usaha karena menegaskan tawakkal;
x.          mengharamkan menyimpan dalam sikapnya, bukan dalam kewajiban ilmu. Hal itu jelas. Nanti ada penjelasannya.

  1. Tarek kepada Allah swt itu adalah meninggalkan keindahan makhluk, yang terdekat dan yang terang. Kami tidak bermaksud menjelaskan hal itu (keindahan makhluk). Tarek kepada Allah swt itu sangat banyak sekali dan dapat di ringkas dalam tiga bentuk;
i.            Tarek orang-orang yang punya pekerjaan (usaha dan kesibukan) dengan cara memperbanyak puasa, sholat, baca al-Qur`an, dan lainnya dari amal-amalan lahir. Mereka adalah orang-orang pilihan (al-Akhyar).
ii.          Tarek orang-orang yang bermujahadah dengan cara memperbaiki akhlak, membersihkan hati, mensucikan jiwa, dan bergegas dalam sesuatu yang berhubungan dengan meramaikan batin. Mereka adalah orang-orang baik (al-Abror).
iii.        Tarek orang yang melangkah (al-Sairin) kepada Allah swt. Mereka adalah sekelompok ahli cinta (ahlul mahabbah).
Tarek ini di bangun atas kematian dengan mendatangkan Hadis, “matilah kamu semua sebelum kamu semua mati”. Tarek ini di ringkas dalam sepuluh pokok:
i.            taubat, yaitu menyesal dan menyatakan mencabut dosa. Berniat untuk tidak akan kembali lagi dan menyusuli dosa yang mungkin bisa disusuli;
ii.          zuhud dalam dunia, yaitu keluar dari sebab-sebab dunia, nafsu-nafsu dunia, harta dunia dan pangkat dunia, karena mengambil dari Hadis, “dunia itu haram bagi ahli akhirat, akhirat itu haram bagi ahli dunia, dan dunia dan akhirat itu haram bagi ahli Allah swt ”;
iii.        tawakkal kepada Allah swt. Berkata para ahli Tasawwuf: “Tawakkal adalah keluar dari sebab-sebab karena percaya kpada Allah swt”. Dan lebih dekat dari itu perkataan sebagian ahli Tasawwuf yang lainnya, “Tawakkal adalah tinggal usaha yang tidak dikehendaki oleh kekuatan manusia.


 (Bersambung)

Tidak ada komentar: