Minggu, 18 Desember 2011

MATAN RISALAH RUSLANIYYAH (Pengajian Ke Dua)


MATAN RISALAH RUSLANIYYAH
(Penulis: AL-SYEKH AL-IMAM AL-‘ALIM AL-‘AMIL
AL-ROBBANI RUSLAN AL-DIMASYQI)

1)  KULLUKA SYIRKUN KHOFIY.
[Keseluruhanmu adalah syirik yang samar].

2)  WA MAA YUBAYYINU LAKA TAUHIDUKA ILLA IDZA KHOROJTA ‘ANKA.
[Dan tauhidmu itu tidak akan bisa nyata bagimu kecuali kamu keluar dari dirimu sendiri].

3)  KULLAMAA AKHLASHTA YAKSYIFU LAKA ANNAHU HUU LAA ANTA TASTAGHFIRU MINKA
[Ketika kamu dapat melepaskan dirimu darimu, maka akan tampak bagimu bahwa sesungguhny DIA adalah DIA, bukan dirimu yang mohon ampunan darimu].

4)  WA KULLAMA WAJADTA NAU’AN MINHA, BAANA LAKAS SYIRKU FATAJIDUHU FII KULLI WAQTIN TAUHIDUN AUW IMANUN.
[Pada saat kamu temukan satu macam dari itu, maka syirik nyata bagimu; kemudian kamu temukan syirik itu pada setiap saat  berupa tauhid atau iman].

5)  WA KULLAMAA KHOROJTA MINHU, ZAADA IMAANUKA. WA KULLAMAA KHOROJTA MINHU, ZAADA YAQINUKA. YAA ASIRUS SYAHWATI WAL ‘IBADAH YAA ASIRUL MAQOMATI WAL MUKAASYAFATI, ANTA MAGHRURUN ANTA MASYGUULUN BIKA ‘ANHU. AINAL ISYTIGHOLU BIHI ‘ANKA, WAHUA JALLA WA ‘AZZA HADLIRUN NAADHIRUN, WAHUA MA’AKUM AINAMAA KUNTUM FI(DU)NYA WAL AAKHIROH.
[Ketika kamu keluar dari dirimu, maka bertambahlah imanmu. Dan ketika kamu keluar dari dirimu, maka bertambahlah yakinmu. Wahai tahanan syahwat dan ibadah! Wahai tahanan makom (kedudukan) dan mukasyafah (pengetahuan)! Kamu tertipu dan tersibukan dengan dirimu sendiri (sehingga) jauh dari-NYA. Kapan dan dimana kamu sibuk dengan-NYA (hingga) kamu jauhi dirimu? DIA Yang Maha Mulya dan Agung (selalu) hadir dan melihat, DIA bersamamu dimanapun kamu berada di dunia dan akhirat].
6)  IDAA KUNTA MA’AHU HAJABAKA ‘ANKA, WA IDZAA KUNTA MA’AKA ISTA’BADAKA LAHU.
[Ketika kamu bersama-NYA, DIA akan menghalangimu darimu. Dan ketika kamu bersamamu, maka DIA akan menjadikanmu hamba bagi diri-NYA].

7)  AL IMANU KHURUJUKA ‘ANHU. WAL YAQINU KHURUJUKA ‘ANKA.
[Iman itu keluarmu dari-NYA. Dan yakin itu keluarmu darimu].

8)  WA IDZAA ZADA IMANUKA NAQOLTA MIN HAALIN ILAA HAALIN. WA IDZA ZAADA YAQINUKA NAQOLTA MIN MAQOOMIN ILAA MAQOOMIN.
[Ketika imanmu bertambah, maka kamu akan berpindah daru satu keadaan pada keadaan yang lain. Dan ketika yakinmu bertambah, maka kamu akan berpindah dari satu makom (kedudukan) pada makom (kedudukan) yang lain].

9)  ASYARI’ATU LAKA HATTA TATHLUBUHU MINHU. WAL HAQIQOTU LAHU HATTA TATHLUBUHU BIHI LAHU JALLA WA ‘AZZA HAITSU LAA HIINA WA LAA AINA.
[Syari’at itu bagimu hingga kamu mencarinya dari-NYA. Hakikat itu bagi-NYA hingga kamu mencarinya dengan-NYA bagi diri-NYA Yang Maha Agung dan Mulia tidak terwaktu dan tertempat].

10)             FAS SYARI’ATU LAHAA HUDUUDUN WA JIHAATUN, WAL HAQIQOTU LAA HADDA WA LAA JIHATA.
[Maka syari’at itu punya batasan dan arah, dan hakikat itu tidak ada batas dan arahnya].

11)             AL QOOIMU MA’AS SYARI’ATI TAFADLULUN ‘ALAIHI BIL MUJAHADATI, WAL QOOIMU MA’AL HAQIQOTI TAFADLULUN ‘ALAIHI BIL MINNATI, WA SYATTAANA BAINAL MUJAHADATI WAL MINNATI .
[Yang beribadah (bersama) dengan syari’at itu (menjadi) anugerah dengan mujahadah (sungguh-sungguh), dan yang beribadah (bersama) dengan hakikat (menjadi) anugerah dengan pemberian Allah, dan jauh banget (perbedaannya) antara mujahadah (sungguh-sungguh) dengan minah (pemberian Allah swt)].

12)             AL QOOIMU MA’AL MUJAHADATI MAUJUDUN BILLAHI TA’ALA, WAL QOOIMU MA’AL MINNATI MAFQUUDUN.
[Yang beribadah dengan mujahadah (sungguh-sungguh) berada dengan Allah Ta’ala, dan yang beribadah dengan minnah (pemberian) sudah sirna].

13)             AL A‘MALU MUTA’ALIQUN BISY SYAR’I, WAT TAWAKKULU MUTA’ALLIQUN BIL IMAN, WAT TAUHIDU MUTA’ALLIQUN BIL KASYFI.
[Amal-amal itu berhubungan dengan syari’at, tawakal itu berhubungan dengan iman, dan tauhid itu berhubungan dengan kasyaf (terbukanya pengetahuan ilahiyah)].

14)             AN NAASU TAAIHUUNA ‘ANIL HAQI TA’ALA BIL ‘AQLI  WA ‘ANIL AKHIROTI BIL HAWAA.
[Manusia bingung dengan akalnya dari (mengenal) Allah Yang Maha Benar dan Maha Agung, dan nafsunya dari (mendapatkan) akhirat].

15)             WA MATAA THILABTAL HAQQO BIL ‘AQLI DLOLTA, WA MATAA THOLABTAL AKHIROTA BIL HAWAA DLOLTA.
[Ketika kamu mencari Allah Yang Maha Benar dengan akal, maka kamu tersesat. Dan ketika kamu mencari akhirat dengan hawa nafsu, maka kamu tersesat]

16)             AL MU’MINU YANDHURU BINURILLAHI TA’ALA, WAL ‘ARIFU YANDHURU BIHI.
[Orang mu’min melihat dengan cahaya Allah Ta’ala, dan orang ‘arif melihat dengan Allah Ta’ala]

17)             MAA DUMTA ANTA MA’AKA BINAA AMARNAAKA, FAIDZAA AFNAITA BINA ‘ANKA TAWALAINAAKA.
[Selagi kamu, dirimu, bersamamu dengan-KU, maka AKU perintahkan kamu (menjalankan syari’at). Dan ketika dirimu sirna dengan diri-KU, maka AKU biarkan dirimu seadanya].

18)             MAA TAWALLAAHUM ILLA BA’DA FANAIHIM.
[Allah awt tidak akan menjadikan wali pada mereka (salikin/orang yang berjalan menuju-NYA) kecuali setelah kefana (sirna)an mereka]. 

19)             MAA DUMTA ANTA ANTA FA ANTA MURIDUN, FA IDZA AFNAAKA FA ANTA MURODUN.
[Selagi dirimu adalah dirimu semata, maka kamu seorang murid. Kemudian ketika Allah swt mefanakanmu, maka kamulah yang di kehendaki].

20)             AL YAQIINU AL ADWAMU GHOIBATUKA ‘ANKA WA WUJUDUKA BIHI.
[Yakin itu yang paling langgeng; hilangmu dari dirimu dan adamu dengan-NYA].

21)             KAM BAINA MAA TAKUUNU BI AMRIHI WA BAINA MAA TAKUUNU BIHI.
[Seberapa banyak masa keberadaanmu dengan perintah-NYA dan masa keberadaanmu dengan-NYA].

22)             IN KUNTA BI AMRIHI HADLO’AT LAKAL ASBABU, WA IN KUNTA BIHI TADLOFDLO’AT LAKAL AKWANU.
[Jika dirimu bersama perintah-NYA, maka segala sebab patuh padamu. Dan jika dirimu berada bersama-NYA, maka seluruh semesta tunduk padamu]. 

23)             AWWALUL MAQOOMAATI ASH SHOBRU ‘ALAA MURODIHI, WA AUSATHUHA AR RIDLO BI MURODIHI, WA AKHIRUHA ANTAKUUNA ANTA BI MURODIHI.
[Permulaan makom (kedudukan) adalah bersabar atas kehendak-NYA, pertengahan makom adalah ridlo dengan kehendak-NYA, dan makom terakhir adalah keberadaanmu (selalu) dengan kehendak-NYA].

24)             AL ILMU THORIQUL ‘AMAL, WAL ‘AMALU THORIQUL ‘ILMI, WAL ‘ILMU THORIQUL MA’RIFAH, WAL MA’RIFATU THORIQUL KASYFI, WAL KASYFU THORIQUL FANAA.
[Ilmu itu jalan beramal, amal itu jalan ilmu, ilmu itu jalan makrifat, makrifat itu jalan kasyaf, dan kasyaf itu jalan fana].

25)             MAA SHOLAHTA LANAA MAA DAMAA FIIKA BAQIATUN LISAWWANAA FAIDZA HAWALATIS SAWAA ‘ANKA AFNAINAKA ‘ANKA FASHOLAHTA LANA FAAWIDUN GHINAAKA SIRRUNAA.
[Tidak patut dirimu bagi-KU selagi masih ada dalam dirimu sisa tujuan-KU. Ketika tujuan itu telah hilang darimu, AKU akan sirnakan dirimu darimu. Saat itulah kamu patut bagi-KU, kamu peroleh kekayaanmu sebagai rahasia-KU].

26)             IDZAA LAM YABQO ‘ALAIKA HARKATUN LINAFSIKA KAMILA YAQIINUKA, WA IDZA  LAM YABQO LAKA WUJUDUKA KAMILA TAUHIDUKA.
[Ketika gerak tidak tetap atasmu untuk dirimu, maka sempurna yakinmu. Dan ketika wujudmu tidak tetap bagimu, maka sempurna tauhidmu].

27)             AHLUL BATHINI MA’AL YAQIIN WA AHLUDH DHOHIRI MA’AL IMAN.
[Ahli batin itu bersama yakin dan ahli dhihir itu bersama iman].

28)             FA MATAA TAHARROKA QOLBU SHOHIBUL YAQIIN, NAQOSHO YAQIINUHU, WA MATAA YAKHTURU LAHU KHOOTIRUN KAMILA YAQIINUHU. WA MATAA TAHARROKA QOLBU SHOHIBIL IMAN BI GHOIRIL AMRI, NAQOSHO IMANUHU. WA MATAA TAHARROKA BIL AMRIL ILAHIYYI WA QOOMQ BIHI KAMILA IMNUHU.
[Ketika hati Shohibul Yaqin (Pemilik Yakin) bergerak-gerak, maka keyakinannya berkurang. Apabila hati Shohibul Yakin merasa khawatir oleh suatu kekhawatiran, maka sempurna keyakinannya. Apabila hati pemilik iman bergerak-gerak dengan tanpa perintah, maka telah berkurang imannya. Dan bila bergerak-gerak dengan perintah ilahiyah dan menetapi perintahitu, maka telah sempurna imannya].

29)             MA’SHIYATU AHLIL YAKIN KUFRUN, WA MA’SHIYATU AHLIL IMAN NAQSHUN.
[Maksiat Ahli Yakin itu kekufuran, dan maksiat Ahli Iman itu kekurangan].

30)             AL MUTTAQIY MUJTAHIDUN WAL MUHIBBU MUTTAKILUN WAL ‘AARIFU SAAKINUN WAL MAUJUUDU MAFQUUDUN.
[Muttaqi (petakwa-orang yang takwa) itu mujtahid (orang yang bersungguh-sungguh), Muhib (Pecinta-orang yang cinta) itu mutakil (orang yang pasrah), ‘Arif (orang yang kenal Allah) saakin itu (orang yang tenang, dan yang ada itu tiada].

31)             LAA SUKUUNA LITAQIN WA LAA HARKATA LI MUHIBBIN WA LAA ‘AZMA LI ‘ARIFIN WA LAA WUJUDA LI MAFQUDIN.
[Tiada ketenangan bagi orang yang takwa, tiada gerak bagi orang yang cinta, tiada kehendak bagi orang yang kenal, tiada bentuk bagi orang hilang].

32)             MAA TAHSHULUL MAHABBATU ILLAA BA‘DAL YAQIINI.
[Cinta tidak akan berhasil kecuali setelah yakin].

33)             WAL MUHIBBUSH SHOODIQU QOD KHOLAA QOLBUHU ‘AMMA SIWAAHU, WA MAADAAMA ‘ALAIHI BAQIYATU MAHABBATIN LI SIWAAHU FAHUWA NAAQISHUL MAHABBAH.
[Pecinta Sejati sungguh telah kosongkan hatinya untuk selain DIA. Sewaktu masih ada sisa cinta pada yang selain DIA dalam hatinya, maka cintanya berkurang].

34)             MAN TALADZADZA BIL BALAAI FAHUWA MA’AHU MAUJUDUN, WA MAN TALDZADZA BIN NA’MAAI FAHUWA MA’AHA MAUJUDUN, FAIDZA AFNAAHU ‘ANHUMA DZAHABAT TALADZUDZU BIL BALAAI WAN NA’MAAI.
[Siapa yang berasa nikmat dengan bencana maka dia ada bersamanya. Dan siapa yang berasa nikmat dengan kebaikan maka dia ada bersamanya. Kemudian ketika Allah sirnakan dia dari bencana dan kebaikan, maka hilang kelezatan dengan bencana dan kebaikan].

35)             AL MUHIBBU ANFAASHU HIKMATAN, WAL MAHUBBU ANFAASAHU QUDROTAN. [Pecinta memiliki hal terindah berupa kebijakan, dan Yang Dicinta memeiliki hal terbaik berupa kekuasaan].

36)             AL ‘IBADATU LIL MU’AWADLOOTI WAL MAHABBATU LIL QURUBATI.
[Ibadah itu untuk penggantian dan cinta itu untuk pendekatan].

37)             WA’LAM A’DADTU LI ‘IBADIYASH SHOLIHIN MAA LAA ‘AINUN RO’AT WA LAA UDUNUN SAMI’AT WA LAA KHOTHORUN ‘ALAA QOLIL BASYARI.
[Ketahuilah! AKU sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang sholeh, ada sesuatu yang tidak pernah terlihat mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia].

38)             LAMAA ARODUUNI BIY A’THOITUHUM MAA LAA ‘AINUN RO’AT WA LAA UDUDUN SAMI’AT.
[Ketika mereka mengharapkan-KU dengan-KU, maka AKU berikan pada mereka sesuatu yang tidak pernh terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga].

39)             IDZA AFNAAKA ‘AN HAWAAKA BIL HUKMI WA ‘AN IRODATIKA BIL ‘ILMI TASHIRU ‘ABDAN SHORFAN LAA HAWAA WA LAA IRODATA, FA HIINAIDZIN YAKSYIFU LAKA  FATADLMAHILLUL ‘UBUDIYYATA FIL WAHDANIYYAHTI FAYAFNAL ‘ABDU WA YABQOR ROBBU ‘AZZA WA JALLA.
[Ketika Allah lenyapkan dirimu dari hawa-nafsumu dengan ketetapan dan dari kehendakmu dengan ilmu, maka kamu akan menjadi hamba sejati (murni), kemudian ketika seperti itu, maka dirimu akan terbuka, kemudian ibadah akan sirna dalam sifat ketunggalan (wahdaniyyah), maka sirna hamba dan kekal Allah Yang Maha Mulia dan Agung].

40)             ASY SYARI’ATU KULLUHAA QOBDLUN WAL ‘ILMU KULLUHU BASTHUN WAL MA’RIFATU KULLUHA DILAALUN.
[Syari’at itu semuanya genggaman, ilmu itu semuanya keluasan, dan makrifat itu semuanya petunjuk].

41)             THORIIQUNAA MAHABBATUN LAA ‘AMALA WA FANAAUN LAA BAQOOUN.
[Jalan (tarek) kami adalah cinta, bukan amal; dan (fana) sirna, bukan kekal].

42)             IDZA DAKHOLTA FIL ‘AMAL KUNTA LAKA, WA IDZA DAKHOLTA FIL MAHABBATI KUNTA LAHU.
[Ketika kamu masuk dalam amal, maka kamu untuk dirimu. Dan ketika kamu masuk dalam cinta, maka kamu bagi-NYA].

43)             AL ‘AABIDU ROO’IN LI ’IBADATIHI WAL MUHIBBU ROO’IN LI MAHABBATIHI.
[Orang yang beribadah melihat ibadahnya dan orang yang cinta (pecinta) melihat cintanya].

44)             IDZA ‘AROFTAHU KAANAT ANFAASUHU BIHI WA HARKAATUKA LAHU, WA IDZA JAHILTAHU KAANAT HARKAATUKA LAKA.
[Ketika kamu mengenal-NYA, maka itu sebaik-baik keberadaanmu dengan-NYA dan seluruh gerakmu untuk-NYA. Dan ketika kamu tidak mengenal-NYA, maka seluruh gerakmu bagi dirimu sendiri]

45)             AL ‘AAIDU MAA LAHU SUKUUNUN, AZ ZAAHIDU MAA LAHU ROGHBATUN, WASH SHODIIQU MAA LAHUU IRTIKAANUN, WAL ‘ARIFU MAA LAHU HAULUN WA LAA QUDROTUN WA LAA IKHTIYAARUN WA LAA IRDATUN WA LAA HARKATUN WA LAA SUKUUNUN, FAL MAUJUDU MAA LAHU WUJUDUN.
[Orang ahli ibadah itu  tidak punya diam, orang yang benci dunia itu tidak punya kesenangan, orang yang benar itu tidak condong, dan orang yang kenal Allah (‘arif) itu tidak punya daya, kekuatan, usaha, kehendak, gerak, dan diam. Maka yang diadakan itu tidak berada].

46)             IDZA ISTA’NASTA BIHI ISTAUHASTA MINKA.
[Ketika kamu merasa tentram dengan-NYA, maka kamu merasa gelisah dengan dirimu sendiri]

47)             MAN ISYTAGHOLA BINAA LAHU A’MAINAHU, WA MAN ISYTAGHOLA BINA LANAA ABSHORNAAHU.
[Orang yang sibuk dengan-KU karena dirinya, maka dia akan AKU butakan. Dan siapa yang sibuk dengan-KU karena diri-KU, maka dia akan AKU beri penglihatan].

48)             IDZA ZAALA HAWAAKA YAKSYIFU LAKA ‘AN BABIL HAQIQOTI FA TAFNAA IRODATUKA FA YAKSYIFU LAKA ‘ANIL WAHDANIYYATI FA TAHAQQOQO ANNAHU HUU BILAA ANTA.
[Ketika hawa-nafsumu telah hilang, maka akan terbuka bagimu dari pintu hakikat, kemudian sirna kehendakmu, lalu terbuka bagimu dari sifat wahdaniyyah (ketunggalan), maka tampak nyata sesungguhnya DIA itu adalah DIA, dengan tanpa dirimu (bukan kamu)].

49)             IN SALLAMTA ILAIHI QOROBAKA WA IN TANAZAA’AHU AB’ADA LAKA.
[Jika kamu pasrahkan pada-NYA, maka DIA akan dekati kamu. Dan bila kamu berselisih dengan-NYA, maka DIA akan menjauhi kamu].

50)             IN TAQORROBTA BIHI QORROBAKA, WA IN TAQORROBTA BIKA AB’ADAKA.
[Jika kamu mendekati-NYA dengan diri-NYA maka DIA akan mendekati dirimu. Dan jika kamu mendekatinya dengan dirimu maka DIA akan menjauh darimu].

51)            IN THOLLABTAHU LAKA KALLAFAKA, WA IN THOLLABTAHU LAHU DALLA LAKA.
[Jika kamu mencari-NYA untukmu, maka DIA akan membebanimu; dan jika kamu mencari-NYA karen diri-NYA, maka DIA akan memberimu petunjuk].

52)            QURBUKA KHURUJUKA MINKA, WA BU’DUKA WUQUFUKA MA’AKA.
[Dekatmu (dengan-NYA) adalah keluarmu dari dirimu, dan jauhmu (dari-NYA) adalah berhentimu pada dirimu sendiri].

53)            IN JI`TA BI LAA ANTA QOBILAKA, WA IN JI`TA LAKA HAJABAKA.
[Jika kamu datang tanpa dirimu, maka DIA akan menerimamu; dan jika kamu datang karenamu, maka DIA akan menghalangimu].

54)            ‘AMILUN LAA YAKAADU YAKHLUSHU MIN RU`YATI ‘AMALIHI, FAKUN MIN QOBIILIL MINNAH LAA MIN QOBIILIL ‘AMAL.
[Pengamal jarang yang lepas dari melihat amalnya, maka jadilah kamu dari sisi anugerah, bukan dari sisi amal].   

55)            IN ‘AROFTAHU SAKNTA, WA IN JAHILTAHU TAHARROKTA.
[Jika kamu mengetahui-NYA, maka kamu akan tenang; dan jika kamu mengasingi-NYA, maka kamu akan gelisah].

56)            FAL MUROODU AN YAKUUNU WA LAA TAKUUNU ANTA.
[Yang diharapkan adalah keberadaan-NYA dan bukan keberadaanmu, dirimu].

57)            AL-‘AWAAMU A’MAALUHUM MUTTAHAMUN, FAL KHOWASHU A’MAALUHUM QURUBAATUN, WA KHOWASHUL KHOWAASH A’MAALUHUM DAROJAATUN.
[Kaum Awam amalannya dicurigai, Kaum Khusus amalannya pendekatan, dan Kaum Sangat Khusus amalannya kedrajatan (kenaikan makom].

58)            KULLAMAA IJTANABTA HAWAAKA QOWIYA IIMAANUKA, WA KULLAMA IJTANABTA DZATAKA QOWIYA TAUHIDUKA.
[Ketika kamu jauhi hawa-nafsumu, maka imanmu bertambah kuat; dan ketika kamu jauhi dirimu, maka tauhidmu bertambah kuat].

59)            AL-KHOLQU HIJAABUN, WA ANTA HIJAABUN, WAL HAQQU LAISA BI MAHJUUBIN ‘ANKA, WA HUWAA MUHTAJIBUN ‘ANKA BIKA, WA ANTA MUHTAJIBUN BIKA, WA ANTA MAHJUBUN ‘ANKA BIHI, FAN FASHIL ANTA ‘ANKA TASYHAD.
[Makhluk semua adalah dinding, dan kamu adalah dinding; Allah Yang Maha Nyata tidak terhalang darimu, DIA terhalang darimu olehmu sendiri, dan kamu terhalang dengan dirimu sendiri, dan kamu terhalang darimu dengan-NYA, maka pisahkanlah dirimu darimu, maka kamu akan menyaksikan-NYA]. 

*** MATAN RISALAH RUSLANIYAH ini di (syarahi) komentari oleh: 1) ABU YAHYA ZAKARIYA AL-ANSHORI AL-SYAFI’I dengan nama FATHUR ROHMAN, 2) AL-SYEKH AL-IMAM AL-ALIM AL-‘ALAMAH AL-BAHRU AL-FAHAAMAH RUKNUDDIN ‘ABDUL QUDDUS AL-HANAFI AL-HUSENI dengan nama JAM’UL BAHRAIN ***



 

Tidak ada komentar: