Latar Belakang
Sejak zaman para wali, Cirebon merupakan
suatu daerah pengembangan dakwah islamiyah yang maju pesat. Kemajuan yang di capai menjadi
tolok ukur yang sangat penting dalam perkembangan masyarakat Cirebon saat ini. Berawal dari Pesantren Pesambangan
Jati di Giri Amparan Jati, sekarang Astana Gunung Jati, Islam diperkenalkan ke
seluruh Nusantara. Keberhasilan ini tentunya tidak
lepas dari peranan para mubalig yang tergabung dalam lembaga Wali Sanga. Para
Wali meninggalkan beberapa pondok pesantren sebagai warisan strategi dakwahnya.
Hingga saat ini, Pondok Pesantren masih menjadi media yang sangat strategis dalam upaya membentuk manusia yang
berkualitas berlandaskan iman dan taqwa.
Pusat
multi kegiatan yang kompleks di Giri Amparan Jati kemudian melahirkan pusat pendidikan dan dakwah Islam yang sangat
terkenal dengan nama Pesantren Pesambangan Jati. Pesantren Pesambangan Jati
yang berada di Giri Amparan Jati ini telah melahirkan banyak kader Islam yang
handal dan profesional dalam bidangnya dan telah berhasil membangun Cirebon yang
multikultur. Sebagai contoh, misalnya Pangeran Walangsungsang terkenal dengan
sebutan Mbah Kuwusangkan karena keahliannya dalam bidang tatanegara. Syarif
Hidayatullah terkenal dengan Sunan Gunungjati karena keahliannya dalam bidang
pemerintahan. Nyi Mas Larasantang terkenal dengan sebutan Syarifah Mudaim
karena karena beliau seorang perempuan bangsawan yang selalu berdzikir. Syarif
Abdurrohman terkenal dengan sebutan Pangeran Kejaksan karena profesinya sebagai
Jaksa Pepitu. Semua ini lahir dari dan dengan Pesantren Pesambangan Jati di
Giri Amparan Jati sebagai lembaga pendidikan yang menjadi basisnya, dan pergerakan
dakwah Islam di Cirebon terus berlanjut hingga saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar